"SELAMAT DATANG DI BLOG SMK PELAYARAN WIRA SAMUDERA"
Alamat :
Jl. Kokrosono No. 70-A Semarang - Kode Pos 50179 - Telp./Faks. (024) 3559552
Kota Semarang - Jawa Tengah

Rabu, 25 April 2012

SINTAKSIS 2

KALIMAT MAJEMUK SETARA DAN BERTINGKAT

  1. PENDAHULUAN
Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang penting bagi seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa harus mampu menuliskan gagasan, ide, dan pemikirannya dalam ragam tulis yang baku. Kegiatan menulis sangat mendukung berhasil atau tidaknya suatu ide yang dikemukakan. Suatu tulisan yang memiliki tatanan dan susunan kalimat yang baik, ide dan gasasan yang disampaikan akan mendapat tanggapan yang baik.
Kegiatan menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis membahas tentang kalimat majemuk. Kalimat majemuk tersebut dibagi menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Penulis akan membahas kedua kalimat majemuk tersebut agar pembaca dapat membandingkan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
  1. ISI
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
1. Kalimat Majemuk Setara (koordinatif)
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat dasar yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Kedua kalimat dasar tersebut tidak bergantung pada kalimat yang lain, baik secara struktur maupun makna kalimat itu. “Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat majemuk setara (koordinatif).”[1] . Contoh kalimat di bawah ini terdiri dari dua kalimat dasar.
1) Saya makan; dia minum.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu a) Saya makan dan b) Dia minum. Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung baik dari segi struktur maupun makna kalimat. Demikian juga, jika kalimat dasar b) ditiadakan, kalimat dasar b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut memiliki kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.
Hubungan kedua kalimat dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tampak jelas karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut. Hubungan yang paling dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan peristiwa. Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.
1a) Saya makan lalu dia minum.
Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan kata tetapi, hubungan kedua kalimat tersebut akan berubah. Hubungan kalimat yang semula hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi hubungan pertentangan.
1b) Saya makan, tetapi dia minum.
Jadi, konjungsi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan konjungsi adalah menyatakan hugungan antarkalimat dasar di dalam kalimat majemuk.
a. Jenis Kalimat Majemuk setara
Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam.
(1) Kalimat Majemuk Penjumlahan
Kalimat majemuk penjumlahan adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan hubungan penjumlahan. Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi dan, serta, dan lagi pula. Kalimat yang memiliki konjungsi tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.
Contoh:
Ibu membersihkan meja dan adik menyapu lantai.
(2) Kalimat Majemuk Pemilihan
Kalimat majemuk pemilihan ini ditandai dengan konjungsi atau. Jika kaliamt majemuk terdiri lebih dari dua kalimat dasar, konjungsi atau ditempatkan pada posisi sebelum kalimat dasar yang terakhir. Kalimat dasar yang pertama dipisahkan dengan tanda baca koma dari kalimat dasar yang lain.
Contoh:
a. Eri boleh mengikuti ujian tulis atau ujian lisan.
b. Eri dapat megikuti lomba pembuatan animasi, pemasangan iklan melalui internet, atau pembuatan desain website.
(3) Kalimat Majemuk Urutan
Kalimat majemuk urutan ini ditandai oleh konjungsi lalu, lantas, terus, dan kemudian. Kalimat majemuk yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan urutan peristiwa. Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar, dapat menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan konjungsi sebagai pemisah antarkalimat dasar.
Contoh:
a. Seorang pencuri menyelinap di balik pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan di sekelilingnya, lantas ia melihat seorang anak kecil bermain di halaman rumah, kemudian ia berlari mendatangi anak kecil itu.
b. Anak kecil itu merasa terancam, dia menoleh ke rumah, dia berteriak memanggil ibunya, kemudian ia berlari menuju rumah.
(4) Kalimat Majemuk Perlawanan
Kalimat majemuk perlawanan ditandai oleh konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan. Konjungsi tersebut menyatakan hubungan perlawanan. Namun, masih perlu menggunakan tanda koma di antara kalimat dasar yang satu dan kalimat dasar yang lain.
Contoh:
Ana membeli baju biru, sedangkan Andi membeli baju merah.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
a. Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori.
1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya.
b) *Sehingga banjir melanda sawah dan ladang petani desa itu.
Kalimat a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat b) tidak.
2) Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului konjungsi.
Saya membaca buku ketika dia datang.
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun informasi.
Ketika saya membaca buku, dia datang.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat dan unsur kedua merupakan induk kalimat.
3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi yang pokok.
Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil.
b. Jenis Anak Kalimat
Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa jenis.
1) Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala, tatkala, saat, sebelum, sesudah, dan setelah.
Contoh:
Seorang pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat terisak.
2) Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara lain, sebab, karena, dan lantaran. Konjungsi ini mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
3) Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang induk kalimat.
Contoh:
Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
4) Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu, antara lain, jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Ana belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.
6) Anak Kalimat Keterangan Cara
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut adalah dengan dan dalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak yang terus menurun.
7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas
Anak kalimat ini menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat ini berfungsi sebagai pewatas nomina.
Contoh:
Anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor kucing.
8) Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek dalam kalimat transitif.
Contoh:
Ana mengatakan bahwa jeruk itu asam.
  1. PENUTUP
Kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat terdiri dari dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat dasar yang terdapat dalam kalimat majemuk setara dapat berdiri sendiri, sedangkan dalam kalimat majemuk bertingkat tidak dapat berdiri sendiri. Konjungsi yang digunakan menjadi perbedaan yang mendasar antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Daftar Pustaka
Sugondo, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar