I. MORFEM
Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama.
Bahasawan
tradisional tidak mengenal konsep morfem karena morfem bukan satuan
dalam sintaksis dan tidak semua morfem mempunyai makna secara panologis.
a. Identifikasi Morfem
Cara menentukan morfem :
1. Membandingkan bentuk tersebut dengan lain
2. Mengenal maknanya
Morfem dalam morfologi ditulis dengan mengapitnya dengan kurung kurawal.
Misalnya kata manusia ditulis {manusia}, kata ketiga ditulis {ke} + {tiga} atau ({ke} + {tiga}).
b. Alomorf dan Morf
Alomorf adalah perwujudan konkret dari sebuah morfem yang sudah diketahui morfemnya.
Setiap morfem mempunyai alomorf.
Morf adalah nama untuk bentuk yang belum diketahui statusnya.
c. Klasifikasi Morfem
1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem bebas adalah morfem yang dapat muncul dalam pertuturan tanpa morfem lain.
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat muncul dalam pertuturan tanpa morfem lain.
2. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi.
Morfem utuh adalah morfem yang merupakan satu kesatuan utuh. Semua morfem dasar bebas termasuk morfem utuh.
Morfem
terbagi adalah morfem yang terdiri dari dua bagian yang terpisah. Semua
afiks dalam Bahasa Indonesia yang disebut konfiks dan infiks termasuk
morfem terbagi.
3. Morfem Segmental dan Morfem Suprasegmental.
Morfem segmental adalah morfem dibentuk oleh forem-forem segmental. Semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental.
Morfem suprasegmental adalah morfem dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi dan sebagainya.
4. Morfem Beralomorf Zero
Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud (“kekosongan” = Æ).
5. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem tidak Bermakna Leksikal.
Morfem
bermakna leksikal adalah morfem yang telah memiliki makna tanpa
diproses dengan morfem lain, digunakan secara bebas dan mempunyai
kedudukan yang otonom di dalam pertuturan.
Morfem
tidak bermakna leksikal adalah morfem yang tidak mempunyai makna tanpa
digabungkan dengan morfem lain dalam proses morfologi.
6. Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (Stem) dan Akar (root).
Morfem
|
Dasar
|
Afiks
|
Bebas
|
Terikat
|
Bentuk
dasar digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam
proses morfologi dapat berupa morfem tunggal dan gabungan morfem.
Pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi atau proses pembubuhan afik infleksi.
Akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis atau sisa setelah afiksnya ditanggalkan.
II. KATA
Menurut
para bahasawan tradisional, berdasar pada arti dan ortografi, kata
adalah satuan bahasa atau deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi
yang memiliki satu arti. Menurut bahasawan struktural aliran Bloomfield
kata adalah satuan bebas terkecil ( a minimal free form ) sedangkan
Bahasawan Generatif yaitu Chomsky menyajikan kata dengan simbol V
(verbal), N (nomina), A (ajektiva) dan sebagainya, pada dasarnya
analisis kalimat.
a. Klasifikasi Kata
Para
bahawawan struktural mengklasifikasikan kata berdasarkan distribusi
kata dalam suatu struktur. Misalnya nomina adalah kata yang
berdistribusi di belakang kata bukan, verba adalah kata yang
berdistribusi dibelakang kata tidak, ajektiva adalah kata yang
berdistribusi di belakang kata sangat dan sebagainya.
b. Pembentukan Kata
Pembentukan kata mempunyai dua sifat yaitu :
1. Iinflektif
Dalam
bahasa berfleksi yang digunakan untuk menyesuaikan bentuk berupa afiks
(prefiks, infiks dan sufiks, atau modifikasi internal/perubahan yang
terjadi dalam bentuk dasar itu ). Perubahan atau penyesuaian bentuk pada
verba berkenaan dengan kata (tense), aspek, modus, diatesis, persona,
jumlah dan jenis disebut konyugasi. Perubahan pada nomina dan ajektiva
berkenaan dengan jumlah, jenis dan kasus disebut deklinasi.
Paradigma
infleksional adalah bentuk kata yang berbeda tapi mempunyai identitas
leksikal yang sama yang disesuaikan dengan kategori gramatikalnya.
Contohnya amo, amamus, amos, amatis, dan amat.
Identitas leksikal adalah bentuk kata yang mempunyai makna tanpa diproses dengan bentuk lain.
2. Derivatif
Pembentukan
kata yang identitas leksikalnya berbeda dengan kata dasarnya, membentuk
kata baru, kelasnya sama tapi maknanya berbeda.
III. PROSES MORFEMIS
1. Afiksasi
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah bentuk dasar. Unsur yang terlibat adalah
a. Bentuk Dasar
Bentuk dasar adalah bentuk terkecil yang tidak dapat disegmentasikan berupa bentuk kompleks atau berupa frase.
b. Afiks
Afiks adalah bentuk yang diimbuhkan pada morfem dasar dalam proses pembentukan kata.
Berdasarkan posisi pada bentuk dasar afiks dibagi menjadi enam :
1. Prefiks
Adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar.
2. Infiks
Adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar.
3. Sufiks
Adalah afiks yang diimbuhkan pada akhir bentuk dasar.
4. Konfiks
Adalah afiks berupa morfem terbagi, berposisi di awal dan akhir bentuk dasar.
5. Interfiks
Adalah sejenis infiks yang muncul dalam proses penggabungan dua buah dasar.
6. Transfiks
Adalah afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar.
2. Reduplikasi
Reduplikasi
adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar baik secara
keseluruhan, parsial atau perubahan bunyi. Bersifat infleksional karena
tidak mengubah identitas leksikal, bersifat derivasional membentuk kata
baru.
3. Komposisi
Komposisi
adalah penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik bebas maupun
terikat, membentuk konstruksi yang mempunyai identitas leksikal
berbeda.
4. Konversi, Modifikasi, Internal dan Supresi
Konversi
disebut juga Dorivosi Zero, Transmutasi, Transposisi adalah pembentukan
kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur
segmental.
Modifikasi
internala adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur
kedalam morfem yang berkerangka tetap (biasanya berupa konsonan)
Suplesi
adalah modifikasi internal yang perubahannya sangat ekstrim karena
ciri-ciri bentuk dasar tidak atau hampir tidak tampak lagi, berubah
total.
5. Pemendekan
Pemendekan
adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem
sehingga menjadi sebuah bentuk singkat tetapi maknanya tetap.
Proses pemendekan dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Penggalan
Penggalan adalah kependekan berupa pengekalan satu atau dua suku pertama dari bentuk yang dipendekkan.
b. Singkatan
Singkatan adalah hasil proses pemendekan berupa :
1. Pengekalan huruf awal dari leksem.
2. Pengekalan beberapa huruf demi sebuah leksem.
3. Pengekalan huruf pertama dikombinasikan dengan penggunaan angka untuk pengganti huruf yang sama.
4. Pengekalan dua, tiga, atau empat huruf pertama dari sebuah leksem.
5. Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir dari sebuah leksem.
c. Akronim
Akronim adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata.
6. Produktivitas Proses Morfemis
Produktivitas
proses morfemis adalah dapat tidaknya proses pembentukan kata itu,
terutama afiksasi, reduplikasi, dan komposisi digunakan berulang-ulang
secara relatif tidak terbatas artinya ada kemungkinan menambah bentuk
baru dalam proses tersebut.
Proses
dorivasi bersifat terbuka dan produktif atau dapat membentuk kata-kata
baru namun keproduktifan itu dibatasi oleh kaidah-kaidah tertentu
seperti pembentukan kata dengan perfiks memper- terbatas pada dasar
ajektival dan numeral, tidak dapat digunakan pada dasar verbal.
Bidang adalah tidak adanya sebuah kata yang seharusnya ada karena adanya bentuk lain. (Aronoff, 1976:43).
7. Morfofonemik
Morfofonemik adalah proses berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis.
Perubahan fonem dalam proses morfofonemik berwujud :
1. Pemunculan Fonem
Contoh dalam pengimbuhan prefiks ”me” dengan bentuk dasar ”baca” menjadi ”membaca” terdapat konsonan sengau /m/.
2. Pelepasan Fonem
Contohnya pada pembentukan kata sejarawan dari
sejarah + wan sejarawan
3. Peluluhan Fonem
Contoh dalam pengimbuhan prefiks ”me” pada kata ”sikat” menjadi ”menyikat”. Dimana /s/ diluluhkan dengan nasal /ny/.
4. Perubahan Fonem
Contoh pada pengimbuhan prefiks ”ber-” pada kata ”ajar” menjadi ”belajar”. Dimana fonem /r/ menjadi fonem /l/.
5. Pergeseran Fonem
Pergeseran fonem adalah pindahnya sebuah fonem dari silabel satu ke silabel yang lain (berikutnya).
Contoh
dalam proses pengimbuhan sufiks /an/ pada kata ”jawab” menjadi
”jawaban”, dimana fonem /b/ yang semula berada pada silabel /wab/ ke
silabel /ban/.
Perhatikan !
Ja-wab + an = ja wa ban
Lom pat + i = lom pa ti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar