"SELAMAT DATANG DI BLOG SMK PELAYARAN WIRA SAMUDERA"
Alamat :
Jl. Kokrosono No. 70-A Semarang - Kode Pos 50179 - Telp./Faks. (024) 3559552
Kota Semarang - Jawa Tengah

Kamis, 15 Maret 2012

PERALATAN NAVIGASI - SEXTANT

Pengertian
Alat navigasi di laut yang digunakan untuk mengukur ketinggian benda-benda langit di atas cakrawala agar dapat menentukan posisi kapal. Sextant pada umumnya berbentuk segitiga dimana salah satu kakinya berupa busur.
Dibawah ini merupakan gambar sextant serta bagian – bagiannya

Pada dasarnya sextant terdiri dari sebuah teleskop, cermin separuh yang dilapisi perak dan sebuah lengan ayun yang memiliki cermin indeks.Untuk menentukan keakuratan suatu sextant maka dilakukan pengaturan oleh sekrup pada mikrometernya. Nilai yang terdapat pada bagian kaki sextant adalah dari 0 sampai dengan 60 derajat.
Prinsip Kerja Sextant
1. Sudut datang sama dengan sudut pantulan, maksudnya cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut yang sama pada cermin datar.
2. Sudut antara cahaya datang dengan sudut pantulan terakhir adalah sama dengan dua kali sudut yang ada diantara kedua cermin, hal ini terjadi bila cahaya dipantulkan dua kali pada bidang datar yang sama oleh dua buah cermin.
Perhitungan Ketinggian Benda LangitUntuk memperoleh hasil pengukuran tinggi benda langit dalam menghitung posisi pengamat harus dilakukan pengkoreksian supaya untuk memperoleh sudut ketinggian yang sesungguhnya.Terdapat beberapa hasil pengukuran tinggi benda langit diatas visible horizon yaitu :
1. Observer Visible Horizon, merupakan cakrawala yang terlihat dari mata pengamat dilaut dimana seorang pengamat berada pada ketinggian mata 30 kaki diatas permukaan laut yang memiliki jarak 6.5 mil.
2. Sensible Horizon, Dimana ketinggian mata pengamat dan tegak lurus terhadap garis maya vertikal pengamat.
3. Rational Horizon, merupakan bidang paralel dengan sensible horizon dan tegak lurus terhadap garis maya yang ditarik dari pusat bumi menuju posisi pengamat.
4. Dip, sudut yang dibentuk antara visible horizon dengan sensible horizon. Dip mempunyai besaran yang merupakan penyesuaian pada posisi ketinggian mata dari permukaan air laut.
5. Sextant Altitude , adalah ketinggian suatu benda angkasa yang diukur dengan sextant oleh pengamat, besar sudutnya dibentuk antara visible horizon dengan benda angkasa
6. Observed Altitude, Sextant Altitude yang telah dilakukan pengkoreksian terhadap kemungkinan adanya index error
Pada saat melakukan pengukuran ada kemungkinan kesalahan utama yang terjadi dalam pada sextant, tetapi hal itu dapat dikoreksi. Kesalahan yang sering terjadi pada sextant yaitu :
1. Side Error, merupakan kesalahan yang disebabkan oleh ”horizon glass” tidak benar-benar tegak lurus dengan bidang datar sextant tersebut. Bila posisi ”horizon glass” tegak lurus , maka obyek dan refleksinya akan berada pada satu garis lurus. Untuk mendeteksinya maka posisikan lengan ayun pada titik 0 dan pegang sextant secara miring, selain juga cara lain mendeteksi kesalahan tersebut adalah dengan memutar tuas micrometer secara maju mundurdisekitar angka 0 derajat sambil melihat pada benda angkasa.
2. Perpendicularity, kesalahan ini terjadi pada bagian ”index glass/mirror” tidak benar-benar tegak lurus dengan bidang datar sextant tersebut. Kesalahan ini dapat dikoreksi dengan memutar ”sekrup pengatur” yang berada di belakang ”index glass” sampai busur tersebut nampak segaris dengan refleksinya sendiri. Untuk mendeteksinya lakukan tes dengan cara memegang sextant secara horizontal sejauh lengan kita dengan busur pada sisi jauh, kemudian geser letak lengan ayunannya sejauh kurang lebih 35 derajat, apabila pada index glass sudut yang dibentuknya kecil maka keselahan tersebut adalah perpendicularity.
3. Error of parallelism, disebabkan karena posisi index glass dan horizon glass tidak parallel satu dengan lainnya pada saat posisi lengan ayun berada di angka 0 derajat. Cara mendeteksinya yaitu dengan cara meletakan lengan ayunan pada sudut 0 derajat, memegang sextant dengan posisi vertikal dan mengamati cakrawala. Untuk melakukan koreksi pada parallelism gunakan sekrup yang terletak paling dekat dengan bidang kerangfka sextant. Apabila horizon nyata dan refleksinya tidak berada ada dalam satu garis maka untuk melakukan pengaturan selanjutnya adalah dengan cara menggunakan sekrup kemudian lakukan pengaturan yang berada dibalik horizon glass.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar