Pengertian
Alat navigasi di laut yang digunakan
untuk mengukur ketinggian benda-benda langit di atas cakrawala agar
dapat menentukan posisi kapal. Sextant pada umumnya berbentuk segitiga
dimana salah satu kakinya berupa busur.
Dibawah ini merupakan gambar sextant serta bagian – bagiannya
Pada dasarnya sextant terdiri dari sebuah teleskop, cermin separuh yang dilapisi perak dan sebuah lengan ayun yang memiliki cermin indeks.Untuk menentukan keakuratan suatu sextant maka dilakukan pengaturan oleh sekrup pada mikrometernya. Nilai yang terdapat pada bagian kaki sextant adalah dari 0 sampai dengan 60 derajat.
Prinsip Kerja Sextant
1. Sudut datang sama dengan sudut
pantulan, maksudnya cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut
yang sama pada cermin datar.
2. Sudut antara cahaya datang dengan
sudut pantulan terakhir adalah sama dengan dua kali sudut yang ada
diantara kedua cermin, hal ini terjadi bila cahaya dipantulkan dua kali
pada bidang datar yang sama oleh dua buah cermin.
Perhitungan Ketinggian Benda LangitUntuk memperoleh hasil pengukuran tinggi benda langit dalam menghitung posisi pengamat harus dilakukan pengkoreksian supaya untuk memperoleh sudut ketinggian yang sesungguhnya.Terdapat beberapa hasil pengukuran tinggi benda langit diatas visible horizon yaitu :
Perhitungan Ketinggian Benda LangitUntuk memperoleh hasil pengukuran tinggi benda langit dalam menghitung posisi pengamat harus dilakukan pengkoreksian supaya untuk memperoleh sudut ketinggian yang sesungguhnya.Terdapat beberapa hasil pengukuran tinggi benda langit diatas visible horizon yaitu :
1. Observer Visible Horizon, merupakan
cakrawala yang terlihat dari mata pengamat dilaut dimana seorang
pengamat berada pada ketinggian mata 30 kaki diatas permukaan laut yang
memiliki jarak 6.5 mil.
2. Sensible Horizon, Dimana ketinggian mata pengamat dan tegak lurus terhadap garis maya vertikal pengamat.
3. Rational Horizon, merupakan bidang
paralel dengan sensible horizon dan tegak lurus terhadap garis maya yang
ditarik dari pusat bumi menuju posisi pengamat.
4. Dip, sudut yang dibentuk antara
visible horizon dengan sensible horizon. Dip mempunyai besaran yang
merupakan penyesuaian pada posisi ketinggian mata dari permukaan air
laut.
5. Sextant Altitude , adalah ketinggian
suatu benda angkasa yang diukur dengan sextant oleh pengamat, besar
sudutnya dibentuk antara visible horizon dengan benda angkasa
6. Observed Altitude, Sextant Altitude yang telah dilakukan pengkoreksian terhadap kemungkinan adanya index error
Pada saat melakukan pengukuran ada kemungkinan kesalahan utama yang terjadi dalam pada sextant, tetapi hal itu dapat dikoreksi. Kesalahan yang sering terjadi pada sextant yaitu :
Pada saat melakukan pengukuran ada kemungkinan kesalahan utama yang terjadi dalam pada sextant, tetapi hal itu dapat dikoreksi. Kesalahan yang sering terjadi pada sextant yaitu :
1. Side Error, merupakan kesalahan yang
disebabkan oleh ”horizon glass” tidak benar-benar tegak lurus dengan
bidang datar sextant tersebut. Bila posisi ”horizon glass” tegak lurus ,
maka obyek dan refleksinya akan berada pada satu garis lurus. Untuk
mendeteksinya maka posisikan lengan ayun pada titik 0 dan pegang sextant
secara miring, selain juga cara lain mendeteksi kesalahan tersebut
adalah dengan memutar tuas micrometer secara maju mundurdisekitar angka 0
derajat sambil melihat pada benda angkasa.
2. Perpendicularity, kesalahan ini
terjadi pada bagian ”index glass/mirror” tidak benar-benar tegak lurus
dengan bidang datar sextant tersebut. Kesalahan ini dapat dikoreksi
dengan memutar ”sekrup pengatur” yang berada di belakang ”index glass”
sampai busur tersebut nampak segaris dengan refleksinya sendiri. Untuk
mendeteksinya lakukan tes dengan cara memegang sextant secara horizontal
sejauh lengan kita dengan busur pada sisi jauh, kemudian geser letak
lengan ayunannya sejauh kurang lebih 35 derajat, apabila pada index
glass sudut yang dibentuknya kecil maka keselahan tersebut adalah
perpendicularity.
3. Error of parallelism, disebabkan
karena posisi index glass dan horizon glass tidak parallel satu dengan
lainnya pada saat posisi lengan ayun berada di angka 0 derajat. Cara
mendeteksinya yaitu dengan cara meletakan lengan ayunan pada sudut 0
derajat, memegang sextant dengan posisi vertikal dan mengamati
cakrawala. Untuk melakukan koreksi pada parallelism gunakan sekrup yang
terletak paling dekat dengan bidang kerangfka sextant. Apabila horizon
nyata dan refleksinya tidak berada ada dalam satu garis maka untuk
melakukan pengaturan selanjutnya adalah dengan cara menggunakan sekrup
kemudian lakukan pengaturan yang berada dibalik horizon glass.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar