Pada Sistem Tenaga Listrik terdapat penggunaan komponen elektronika yang umumnya dipakai dalam rangkaian pengaturan motor-motor listrik.
Komponen-komponen elektronika yang dipergunakan pada sistem tenaga
listrik pada prinsipnya harus mampu menghasilkan daya yang besar atau
mampu menahan disipasi daya yang besar.
Elektronika daya
meliputi switching, pengontrolan dan pengubah (konversi) blok-blok yang
besar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan
semikonduktor. Dengan demikian elektronika daya secara garis besar
terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Rangkaian Daya
2. Rangkaian kontrol
Pada gambar berikut menunjukkan hubungan antara kedua rangkaian diatas yang terintegrasi menjadi satu, dimana keduanya banyak memanfaatkan peralatan semikonduktor.
Rangkaian
daya terdiri dari komponen Dioda, Thyristor dan Transistor Daya.
Sedangkan rangkaian kontrol terdiri atas Dioda, Transistor dan rangkaian
terpadu (Integrated Circuit / IC).
Dengan menggunakan
peralatan-peralatan yang serupa keandalan dan kompatibilitas dari
perlengkapan (sistem) akan dapat diperbaiki. Elektronika daya merupakan
bagian yang penting dalam industri-industri, yaitu dalam pengontrolan
daya pada sistem, proses elektronika dan lain-lain.
I. DIODA
Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N sebagaimana gambar struktur dan simbol lapisan.
Syarat dioda dalam keadaan ON adalah Vak positip sedangkan untuk OFF adalah Vak negatif.
Karateristik
tersebut menggambarkan hubungan antara arus dioda (IR dan IF) agar Vak
dalam kondisi menahan arus (OFF) maupun dalam keadaan mengalir (ON).
Dalam keadaan OFF, Vak = Vr = negatif, maka dioda menahan arus namun
terdapat arus bocor Ir yang kecil.
Dalam keadaan ON, Vak = Vf =
positif, dioda mengalirkan arus namun terdapat tegangan jatuh pada dioda
= ∆ Vf, dan jika ∆ Vf ini makin besar untuk arus dioda yang makin
tinggi, berarti rugi konduksi If * ∆ Vf naik. Terlihat pula pada
karateristik dioda diatas bahwa bila Vr terlalu tinggi dioda akan rusak.
Karateristik Switching
Karateristik ini menggambarkan sifat kerja dioda dalam perpindahan keadaan ON ke OFF dan sebaliknya.
Dioda
akan segera melalukan arus jika Vr telah mencapai lebih dari Vf minimum
dioda kondusif dan pada saat OFF terjadi kelambatan dari dioda untuk
kembali mempunyai kemampuan memblokir tegangan reverse. Dari gambar
diatas tgerlihat adanya arus balik sesaat pada dioda, dimana arus balik
ini terjadi pada saat peralihan keadaan dioda dari kondisi ON ke kondisi
membloking tegangan reverse.
Dengan adanya sifat arus balik, maka diperoleh dua jenis penggolongan dioda yaitu :
1. Dioda Cepat, yaitu dioda dengan kemapuan segera mampu membloking
tegangan reverse yang cepat, orde 200 ns terhitung sejak arus forward dioda
sama dengan 0 (nol).
2. Dioda Lambat, yaitu untuk hal yang sama dioda memerlukan waktu lebih lama,
Q32 > Qs1.
Terminologi karateristik dioda
Trr : Reverse Recovery Time, waktu yang diperlukan dioda untuk bersifat membloking tegangan forward.
Tjr : Waktu yang diperlukan oleh Juction P-N untuk bersifat membloking.
Tbr : Waktu yang diperlukan daerah perbatasan Junction untuk membentuk zone bloking.
Qs : Jumlah muatan yang mengalir dalam arah reverse selama perpindahan status dioda ON ke OFF.
Dioda
jenis lambat banyak digunakan pada rangkaian konverter dengan komutasi
lambat/natural, seperti rangkaian penyearah. Sedangkan Dioda jenis
Cepat dipergunakan pada konverter statis dengan komutasi sendiri
seperti misalnya pada DC Chopper, konverter komutasi sendiri dll.
Kemampuan Tegangan
Dioda
bersifat memblokir tegangan reverse, ternyata mampu menahan tegangan
tersebut tergantung pada karateristik tegangan itu sendiri.
VRWM = Puncak tegangan kerja normal.
VRRM = Puncak tegangan lebih yang terjadi secara periodik.
VRSM = Puncak tegangan lebih tidak periodik.
Kemampuan Arus Dioda
Adanya
tegangan jatuh konduksi ∆ Vf menyebabkan rugi daya pada dioda yang
keluar dalam bentuk panas. Temperatur junction maksimum terletak antara
110°C - 125°C. Panas yang melebihi dari temperatur ini akan menyebabkan
dioda rusak. Temperatur maksimum ini dapat dicapai oleh bermacam-macam
pembebanan arus terhadap dioda.
If
(AV) : Arus rata-rata maksimum yang diijinkan setiap harga arus
rata-rata akan menghasilkan suatu harga temperatur akhir pada junction
dioda. Batas If (AV) ini juga tergantung pada temperatur ruang dan jenis
sistem pendinginan (Heat-sink).
If (RMS) : Harga effektif
maksimum arus dioda. Harga rata-rata yang di bawah If (∆V) maksimum,
belum menjamin keamanan operasi dioda terutama arus beban dioda dengan
form factor yang tinggi. ( Rate Mean Square )
If (RM) : Harga puncak arus lebih periodik yang diijinkan.
If (SM) : Harga puncak arus lebih non periodik yang diijinkan
T : Batas integral pembebanan arus dimana dioda masih mampu mengalaminya.
Besaran ini berlaku untuk ½ cycles atau 1 ms dan merupakan pedoman dalam pemilihan pengaman arus.
Contoh data Fast Dioda Type MF 70
Maximum repetitive peak reverse voltage, Vdrm = 1200 Volt.
Mean forward current, If (AV) = 70 A
RMS forward current, Irms max = 110 A
Non repetitive forward current, If (ms) = 700 A
Forward V-Drop, Vfm=V, pada Ifm = 210 A
Peak reverse current, Irm = 5 mA
Reverse recovery time, trr = 200 ns
Stored, charger, Qrr = T µc (Qs)
Thermal resistance, Rth-jc = 0,37°C/w
Pada
artikel lanjutan akan dibahas mengenai: SCR (Silicon Controlled
Rectifier), TRIAC (Trioda Alternating Current Switch), DIAC (Bilateral
Trigger Dioda) dan UJT (Uni-Juntion Transistor).
Sumber :
http://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Dasar%20Teknik%20Elektro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar